-->

Kebebasan Membatasi Kebebasan

Kebebasan Membatasi Kebebasan

Embun-embun bersandar di bahu-bahu dedaunan. Matahari menggulung malam, dan mengirim kehangatan ke tubuhku yang dingin oleh angina malam dan kerinduan pada kekasih yang telah lama meninggalkankuk jauh.

Kebebasan Membatasi Kebebasan

Perasaan rindu itu telah membuat sebongkah batu es yang membuatku hamper beku dan tak mempu melakukan apa-apa. Mungkin aku terlalu bodoh untuk melakukan itu, namun bukan tidak mungkin itu terjadi pada dirimu pada kindisi seperti ini untuk berlaku tidak wajar dan bodoh.

Tidak ada tawar-menawar tentang perasaan dan hati yang kita alami semua ini berjalan dan menjadi sebuah hal yang sulit iuntuk kita mengerti.

Butir-butir cinta ini hanya secuil dari kesenpatan untuk memilikimu, sebelum semua layu dan menjadi kering tak berarti lagi.

Ada nafas-nafas yang terlalu sakit untuk kuhela dan masuk kedalam paru-paruku hingga seperti hendak mencuri kelegaan yang kumiliki, hingga terasa lengkap sufah semua yang aku miliki ini.

Hanya saja aku tidak mau lagi untuk menjadi manusia yang membuat orang lain resah. Aku hanya ingin memiliki sebuah kenyamanan dan ketenangan, karena aku pun tahu bahwa semua orangpun menginginkan ketenangan dalambatinnya.

Kebebasan seseorang selalu dibatasi tembok kebebasan orang lain. Biarkan orang lain mendapati kebebasannya, pikirku.

Tidak ada paksaan dalam hal apapun dalam hidupku, menyangkut keinginan dan prinsip orang lain. Masing-masing berjalan dalam koridornya, mencapai batas kebebasan.

Jika aku menghalangi kebebasan orang memilih artinya aku pun membatasi pilihanku. Aku tak sudi!

Share this:

Disqus Comments