Tidak adil untuk menunut orang lain berlaku baik, namun diri sendiri teramat berantakan. Aku mengerti betapa berat untuk menghadapai kenyataan itu.
Dan aku hanya ruang gelap yang tak henti berharap cahaya...
Menyedihkan, tapi apa mau dikata, waktu melompat lebih cepat sebelum aku sempat beranjak dari mimpi.
Dirimu adalah keanggunan yang tak henti memesona. Melebihi dari setiap nilai mimpiku, namun sayang, aku tak menampungnya dengan baik.
Aku tidak tahu bagaimana kesedihan ini harus dilukiskan. Jika untuk mengalihkan namamu saja tak sempat.
Kebekuan pun dengan sendirinya meleleh, mengalir ke sepanjang gurat pipi, seakan ingin memberi tahu betapa sepi akan menyakitkan.
Kalau saja masih mencintai, aku tak akan memutus asaku. Hanya saja, apalah arti lelaki tanpa nilai guna? Bagiku, aku tak layak lagi menerima kucur kasih.
Dan berpisah adalah pilihan berat!
Aku tidak ingin mengiba, meski hati ini tak henti mendamba.
Seseorang memiliki nilainya masing-masing, ketika nilai itu kosong, maka kosonglah pengharapan.
Aku tak ingin lagi mendesak, karena aku pun tak ingin kehilangan makna. Mencintai tak perlu bagiku alasan. Tapi melangkah mundur adalah untuk menghargai keputusan.
Kadang, jalan terbaik terasa pahit. Aku memilih jalan terbaik untukmu.