-->

Mencintailah dengan Setulus Hati

Mencintailah dengan Setulus Hati

Cinta itu kadang ada lucunya, ketika dicari-cari dengan semangat menggebu, melewati aral melintang, dibungkus bahkan dengan keyakinan kuat, nyatanya tak tertemukan jua.

Giliran seseorang tiba di tepi keputus-asaan, hampir terjatuh menghadapi gelisah dan ketakutan yang maha berat, cinta datang menghampirinya. Seseorang terselamatkan perasaannya.


Lantas, apakah seseorang hanya perlu menunggu? Karena jika menukil kata Kahlil Gibran, "What you seek is seeking you" (Apa yang kamu cari sedang mencarimu) tentu tidak sebegitu simple menafsirnya. Lantaran manusia tak kuasa mengaturnya.

Manusia tetap saja perlu untuk berusaha, jika ia yakin menunggu, maka usaha yang dapat dilakukan adalah berdoa dan memperbaiki diri atau memantaskan, sehingga tatkala cinta datang, kemantapan telah dimiliki. Mengapa demikian? Pasti kehidupan tidaklah selurus yang tertuang dalam angan. Akan banyak sekali kelokan yang dapat menyesatkan. Dinamis dan penuh pergolakan batin.

Kemantapan itu dapat membantu seseorang menjernihkan batin yang keruh. Pada akhirnya tidak akan mudah meletakkan cinta sebagai penyebab datangnya pergolakan tadi. Karena cinta selalu membawa kedamaian jiwa. Cuma, manusia seringkali memiliki ego yang kerap membuat pikiran kalap.

Dan akhirnya aku pun jatuh cinta. Jatuh yang paling menyenangkan. Begitu hebatnya cinta mengalihkan pikiran negatif menjadi hal baik. Cinta menggiring sikap pecundang yang menyalahkan semua hal yang membuatnya menderita. Sekali lagi, cinta tak akan menderitakan seseorang.

Cinta, aku tak mampu mengurainya. Aku tak mampu merincinya, aku tak mampu menggambarkan detail-detailnya, aku tak mampu merumuskannya, juga mengidentifikasi secara ilmiah, tapi aku bisa merasakan ketika cinta datang dan membelai jiwaku. Sejuk, dan terasa kedamaian yang tak terukur.

Cinta adalah api yang menghanguskan kebencian yang selama ini menguasai hatiku, cinta adalah air yang menghanyutkan prasangka buruk yang bersarang dalam pikiranku, dan cinta adalah angin yang menghempas ketakutanku untuk menghadapi kemungkinan yang belum jelas unjungnya.

Cinta telah membawaku pada harapan yang besar dan dunia yang terang serta luas, penuh kebebasan untuk berekspresi dan menerjemahkan hidup yang porposional jika dipandang dari kerangka acuan yang berbeda.

Nikmatilah cintamu kawan, tapi jangan kau cemari dengan pikiran busuk yang menjijikkan. Biarkanlah cinta itu tetap dalam kemurniannya. Mencintailah dengan setulus hati.

Jatuh bangun yang dialami seseorang merupakan bagian dari hidup yang tidak dapat dipisahkan. Jika derita memberi racun, cintalah penawarnya.

Aku sendiri tidak menempatkan cinta pada posisi antagonis. Dia perekat, yang menyingkirkan alasan-alasan mengapa harus mencintai. Tidaklah pantas, jika cinta yang murni harus berpijak pada alasan pragmatis atau wujud yang fana. Cinta harus memiliki alasan pada sesuatu yang kekal, yaitu Tuhan.

Share this:

Disqus Comments