Barangkali sama dengan angan, jika terlalu banyak tidak dapat maksimal. Tapi tidaklah salah untuk berangan banyak, yang salah adalah pengupayaannya yang sedikit.
Karena orang-orang besar melakukan upaya yang besar untuk hasil yang maksimal, mereka tidak hanya berangan besar lalu membiarkan angan itu bergelantungan tanpa upaya mewujudkannya.
Ada orang yang berangan, lalu begitu mengagumi angan itu dan terlalu mencintai angannya, lantas berhenti saat lampu merah menyala, bertahan di posisi itu. Dan sialnya, lagi-lagi orang itu adalah aku. Semoga tidak banyak yang bernasib sama denganku, hobi berangan.
Dunia ini lezat Kawan, saat beraneka pilihan terhidang. Kita tinggal memilih menu mana yang sesuai selera kita. Namun sepertinya aku terlalu bodoh, cuma menikmati pilihan itu dengan membayangkannya, bukan mengunyahnya. Kenyataan terburuk bagiku adalah membiarkan ide tetap menjadi angan.
Ilusi yang menyakitkan! Sebegitunya aku terdampak. Terperangkap, menjadi pemimpi besar yang lemah. Setiap saat ingin menjadi apa saja dalam pikiran liar, keinginan mengembara dan memasuki pribadi lain yang berbeda. Ingin menjadi mereka yang mengagumkan. Menjangkau kehebatan lewat khayal kosong.
Dan aku terjatuh, benar-benar dalam ilusi yang menyakitkan