Barangkali sama dengan angan, jika terlalu banyak tidak dapat maksimal. Tapi tidaklah salah untuk berangan banyak, yang salah adalah pengupayaannya yang sedikit.
Karena orang-orang besar melakukan upaya yang besar untuk hasil yang maksimal, mereka tidak hanya berangan besar lalu membiarkan angan itu bergelantungan tanpa upaya mewujudkannya.
Ada orang yang berangan, lalu begitu mengagumi angan itu dan terlalu mencintai angannya, lantas berhenti saat lampu merah menyala, bertahan di posisi itu. Dan sialnya, lagi-lagi orang itu adalah aku. Semoga tidak banyak yang bernasib sama denganku, hobi berangan.
Dunia ini lezat Kawan, saat beraneka pilihan terhidang. Kita tinggal memilih menu mana yang sesuai selera kita. Namun sepertinya aku terlalu bodoh, cuma menikmati pilihan itu dengan membayangkannya, bukan mengunyahnya. Kenyataan terburuk bagiku adalah membiarkan ide tetap menjadi angan.
Kebisuan yang naif untuk dibanggakan. Tapi tak kunjung ditinggalkan. Kenikmatan semu tapi tetap menggairahkan.
Berangan apa saja, dengan itu semua hal tertembus dengan mudah. Tidak bisa dipungkiri, berangan-angan memberiku efek bahagia, kendati pada akhirnya tetap saja mendekam tanpa berbuat sesuatu.