-->

Aku Hanya Menjalani Takdirku Saja

Aku Hanya Menjalani Takdirku Saja

'Kita sudah memilih, sudah semestinya sejak awal menyingkirkan keraguan.'

Atau, manusia memang sudah lazim mengalami kebosanan. Aku rasa begitu rupanya.

Perjalanan terus berlanjut. Entah berapa episode tak kutulis. Aku mati suri. Niat yang kuat nyatanya hanya omong kosong. Aku telah menjadi pengkhianat bagi diriku sendiri. Padahal hanya untuk sekadar menulis. 

Lalu apa yang harus kutulis? Rasanya tidak ada. Mungkin belum ada.

Belakangan, aku digempur habis-habisan. Pikiranku diperas, hanya untuk membasahi kekanak-kanakanku.  Dan benar, aku belum dewasa. Kenyataan yang pahit.

Apakah aku bisa menjadi kekasih yang baik? Sedangkan egoku terasa memberat, hingga aku kesulitan untuk mafhum terhadap perasaan perempuan.

Aku juga termasuk orang yang hobi mengkerdilkan diri sendiri. Ini tidak baik. Ya!

Perbedaan pendapat barangkali wajar memercikkan konflik. Ini ujian berat bagi kami. Lebih tepatnya, aku ujian berat baginya. 

Jika salah pilih, artinya seseorang harus siap menjalani pilihan. Atau, segera mengambil pilihan lain. Selagi mungkin. Karena bagaimanapun manusia harus selektif. Ah.

Aku diajarkan untuk meninggalkan keraguan. Namun rupanya, mungkin sudah terbentuk sejak awal dimana aku tercetak dan mewarisi sebuah sikap yang meragukan. Tidak cakap atau setidaknya memiliki sedikit saja karismatik. Tidak, aku memiliki itu. Sehingga kata-kataku kerap kali menjadi guyonan yang tidak lucu. Tak patut untuk dijadikan referensi.

Tapi itu salahku juga. Aku tetap saja begini. Dan mungkin untuk seterusnya. Entah siapa saja yang akan bosan. Mungkin aku sendiri pun bosan, terhadap diri sendiri.

Aku Hanya Menjalani Takdirku Saja
Biarlah. Semua sudah dipilihkan jalan. Tak patut untuk mengungkit kekecewaan masa lalu, setiap manusia pasti punya. 

Aku hanya menjalani takdirku saja.

Share this:

Disqus Comments