-->

Suara Kebebasan

Suara Kebebasan


Bandarlampung, 16 Juni 2011

Dia datang mencongkel kedua bola mataku.
Dan pergi menggondol seiris paru-paru.
Darah berkucuran membasahi sejarah: aku terseok-seok mengejarnya.

Matahari seakan menutup kelopaknya.
Aku digenggam ketakutan. Ini cinta dan peperangan yang pertama.

Genderang makin keras berbunyi dan aku harus menghadapi semua ini tanpa senjata
tanpa baju jirah.
Di belakang, masalalu menertawaiku, dan melempariku dengan batu dan kenangan.
Aku semakin gemetar, seperti hendak menghadapi kematian.

Kutampar, berkali-kali kutampar jiwaku!
Aku tak mau membusuk dalam kemunafikan.
Juga tak mau menjadi mayat korban cinta dan peperangan.
Aku ingin merdeka dari rasa takut, dan memenangkan peperangan ini.

Share this:

Disqus Comments