-->

Mendengarkan Suara Kentut di Negeri Ini

Mendengarkan Suara Kentut di Negeri Ini

Ada masanya bagi warga yang baik untuk meluangkan kesempatan memikirkan negara. Apalagi jika orang tersebut telah dibekali ilmu atau mengenyam perguruan tinggi. Bahkan semuanya berhak dan wajib ikut serta dalam membangun.

Setelah belajar dari pengekangan masa lalu, Indonesia memilih sistem demokrasi yang memberikan rakyatnya kebebasan berpendapat. Namun kebebasan berpendapat ini menjadi sebuah tantangan kedewasaan!

Mendengarkan Suara Kentut di Negeri Ini

Orang bisa menyuarakan apa saja sehingga tidak seperti kentut yang ditahan-tahan. Saking bebasnya, banyak juga yang mengeluarkan suara kentut itu di publik tanpa menyortir lebih dahulu. Tidak ada kata sembunyi lagi.

Dewasa ini, orang yang rendah suaranya atau banyak diam, tidak akan mendapat perhatian lebih besar. Maka untuk mendapat hati orang banyak, beramai-ramai lah orang mengeraskan suara. Karena suara manusia tidak sekeras harimau, dicarilah mikriphone agar lebih keras dan tidak menghabiskan banyak energi. Semua berebut mikriphone di panggung mana saja berada.

Kata-kata memang memiliki energi magis tersendiri. Ada yang dengan intonasi rendah, ada juga yang harus lantang untuk mudah diresapi.

Ada yang harus disemprot parfum supaya wangi, ada juga yang dibiarkan seperti kentut agar terlihat alami.

Demokrasi tidak hanya menyajikan warna warni, tapi juga aneka aroma. Semua dituang dalam berbagai bentuk sebagai upaya menunjukkan isi hati dan aspirasi.

Setidaknya hal-hal kecilpun berkesempatan mendapat perhatian, entah komentar atau sekadar like.

Menyenangkan sekali hidup di Indonesia ini. Jika satu cara tidak mendapat respon, banyak cara lain yang bisa diupayakan. Tidak perlu ragu walau masih seperti kanak-kanak, karena umur demokrasi yang masih muda bisa menjadi alasan.

Semua bisa ikut andil membangun negara. Bahkan suara-suara kentut tadi. Karena tanpa itu, susah bagi sebagian orang untuk memperbandingkan.

Demokrasi memang memberi tantangan kedewasaan. Yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah suara-suara kebebasan itu selaras dengan tindakan?

Share this:

Disqus Comments